BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK (BIL)

Bandar Udara Internasional Lombok (BIL) yang baru dibangun di Dusun Slanglit Desa TanaK Awu Kabupaten Lombok Tengah. Bandara ini sebagai pengganti Bandar Udara Selaparang di Mataram yang memiliki keterbatasan tidak dapat melayani penerbangan pesawat berbadan lebar.

Bandara dipilih karena dinilai bebas opstacle (kendala perputaran) pesawat yang memerlukan manuver untuk pendaratan. Kemungkinan akan menjadi bandara alternatif ketiga di Indonesia setelah Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng dan Bandara Ngurah Rai di Denpasar untuk penerbangan internasional pesawat Airbus seri A 380. Bandara Selaparang di Mataram di lahan 70 hektar hanya memiliki panjang landasan 2.100 meter lebar 40 meter tidak dapat diperpanjang lagi. Ada kendala opstacle karena sekitarnya ada bukit.
Pembangunan landas pacu BIL semula direncanakan 2.500 meter dan konstruksinya sudah selesai, diperpanjang 250 meter. Nantinya agar bisa didarati pesawat berbadan lebar B 747 terbatas sebelum diperpanjang landasannya menjadi 3.500 meter. Peningkatan panjang landasan tersebut untuk mengantisipasi peningkatan penerbangan setelah kehadiran investor membangun kawasan wisata Mandalika di selatan Lombok Tengah.

Bandara Lombok ini diperhitungkan mampu melayani dua juta orang penumpang pada tahun pertama, 2010 dan hingga 2015 mencapai 2,4 juta orang. Kalau sebelumnya dibangun untuk bisa didarati pesawat hingga type Boing 737-400 akan dapat menampung pesawat Boing 767, Airbus 320, MD 11 dan Boing 747-400.


Lokasi bandara di atas lahan seluas 595 hektar, biaya pembangunannya semula direncanakan Rp665 miliar bertambah menjadi Rp802 miliar. Ditanggung bersama oleh PT Angkasa Pura I Persero, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sebesar Rp802 miliar. AP I menanggung Rp652 miliar untuk landas pacu, fasilitas operasional dan keselamatan penerbangan serta bangunan lain. Pemprov NTB menyiapkan Rp110 miliar guna membangun taxiway, apron dan fasilitas penunjangnya. Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sebesar Rp40 miliar untuk areal parkir, jalan lingkungan dan fasilitas penunjang.











 


3 komentar:

fajar mengatakan...

lima hari terakhir saya telah berkunjung ke bandar
udara internasional lombok. cukup indah. gunung rinjani disisi barat nampak gagak seolah mendampingi gagahnya bandar udara internasional lombok.tahap penyelesian bandara saya harap bisa cepat selesai karena bagaimana pun kebanggaan masyarakat lombok ini akan bisa berkembang dan memajukan pariwisata dan masyarakat lombok umumnya bisa menikmatinya.

Aaaaaa mengatakan...

Selamat atas dibukanya BIL. Dengan demikian akses ke Pulau yg indah ini akan lebih mudah.

Dimaz S.

silva mengatakan...

teryata BIL bandara terbesar kedua setalah bandara soekarna taggrag banten

Posting Komentar